Minggu, 25 Desember 2011

Mitos Sperma Orang Bali



Ada kecenderungan akhir-akhir ini para turis asing wanita lebih suka mendekati pemuda asli Bali. Menurut cerita Aryana (nama samaran), berdasar pengalamannya beberapa tahun menjadi anak pantai, para turis asing wanita itu menilai pemuda Bali lebih keren. Misalnya, dari segi fisik, pemuda asli Bali dianggap lebih eksotis. Selain itu, mereka merasa akan beruntung jika berhubungan dekat dengan orang-orang Bali. "Ini biasanya untuk turis yang sudah beberapa kali datang ke sini," ucap Aryana. 
 Sekitar tiga bulan lalu, Aryana berkencan dengan seorang wanita asal Jepang, sebut saja Hirako. Saat kali pertama bertemu dengannya, Hirako benar-benar ingin memastikan bahwa Aryana adalah pemuda asli Bali. Wanita asal Tokyo tersebut terus mengorek apakah Aryana benar-benar asli Bali. Karena dengan mudah membuktikan itu, Aryana akhirnya dipercaya. 
 Kemudian turis Jepang itu mengatakan bahwa dirinya hanya ingin berkencan dengan laki-laki Bali. Sebab, beberapa kali dia tertipu oleh anak pantai yang mengaku asli Bali tapi ternyata tidak. "Dia percaya bahwa sperma orang Bali itu bisa membuat mereka beruntung," ucap Aryana. Namun, Hirako tak bisa menjelaskan secara spesifik tentang keyakinan itu. "Yang penting, saya bisa dekat dan dapat untung banyak, ya sudah," imbuh pemuda tersebut. 
  Mungkin karena alasan itulah, kini banyak anak pantai luar Bali yang meng-create modus mereka untuk memangsa turis asing. Salah satunya, mereka berlogat Bali ketika mendekati sasarannya. Nama-nama khas Bali seperti Made, Wayan, Gusti, dan Ketut juga digunakan saat pertama mereka berkenalan dengan cewek incaran. "Toh, dari luar juga sulit membedakannya," katanya. 
  Selain itu, agar bisa lebih memikat, kelompok luar Bali bercerita tentang kebudayaan Bali kepada para turis. Tentu saja itu merupakan cara mereka agar lebih dipercaya sebagai warga lokal Pulau Dewata. Namun, kata Aryana, itu sepotong-potong saja.    
 Yang membedakan anak pantai lokal dengan anak pantai dari luar Bali juga bisa dilihat dari tujuan akhirnya. Pria gondrong tersebut mengatakan, mayoritas pemuda Bali mengincar kekayaan tamunya dalam jangka panjang. Caranya, merayu agar teman atau pacarnya itu menanamkan investasi di Bali. Misalnya, membeli tanah, vila, dan membuka toko. 
 "Tapi, saya belum pernah berhasil," ujarnya lalu tertawa. Dulu dia pernah membujuk seorang pacarnya dari Jerman agar membeli sebuah vila di kawasan Seminyak. "Jadi, kalau kamu ke sini nggak usah cari hotel. Saya bisa menguruskan semuanya," rayunya saat itu. 
  Memang, usaha tersebut tidak mudah dan tak semua bisa berhasil menerapkan jurus itu. Mengingat, berinvestasi di Bali membutuhkan dana yang mahal. "Tapi, juga banyak yang sukses lho," imbuhnya.
 Pernyataan itu dibenarkan Made Irawan atau yang akrab disapa Piping. Pria asal Denpasar pemilik majalah komunitas  selancar Magic Wave itu menyatakan, di kawasan Kuta dan sekitarnya banyak sekali pemuda lokal sukses lantaran berkolaborasi dengan teman-temannya yang awalnya turis asing. "Lebih dari 50 persen tempat usaha di sana milik orang lokal," imbuhnya. 

1 komentar:

  1. sampe segitunya mitos ini di bali,

    http://www.marketingkita.com/2017/08/distributor-mencari-produsen-menurut-ilmu-marketing.html

    BalasHapus